Taushiyyah

Taushiyyah
SIAPAKAH YANG LEBIH UTAMA
ORANG YANG BERSYUKUR ATAU ORANG YANG BERSABAR ?
Oleh : Ghinan Anha
Jika ditanyakan ; Mana yang lebih utama, orang yang bersabar atau orang yang bersyukur ? maka ketahuilah, ada yang berpendapat bahwa orang yang bersyukur lebih baik, dengan bukti firman Allah SWT :

“ Dan hanya sedikit saja dari hamba hambaku yanhg bersyukur” (QS.34:13).

Allah SWT, mendudukan hamba hamba yang bersyukur sebagai AKHOSHS AL- KHOWASH (Teristimewa dari yang istimewa ). Lihat pujian Allah SWT. Kepada nabi Nuh AS:

“Sesungguhnya ia adalah hamba yang bersyukur” (QS. 17 : 3 ).

Demikian pula firman Allah SWT ketika memuji nabi Ibrahim AS.

“ .. yang bersyukur atas nikmat-nikmatNya”.(QS. 16: 121).

Alasan lain, keutamaan orang yang bersyukur adalah bahwa ia berada dalam posisi penuh limpahan nikmat dan kesehatan. Karena itulah, lalu muncul pertanyaan :” Aku lebih suka bersyukur karena diberi nikmat dari pada bersabar karena ditimpa musibah.”
Sementara yang lain berkata, bahwa justru penyabarlah yang lebih utama, sebab kesabaran merupakan kesulitan terbesar, sehingga seorang yang penyabar lebih banyak pahalanya, serta lebih tinggi posisinya ( dibandingkan dengan orang yang bersyukur ). Allah SWT. Berfirman:

“Sesungguhnya Kami mendapati (Ayyub) sebagai yang sabar. Dia adalah sebaik baik hamba”(QS.38 : 44).

“Sesungguhnya hanya orang orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas”(QS. 3 : 10).

“Allah menyukai orang orang yang bersabar”(QS. 3 :146).

Pada hakikatnya, orang yang bersabar pasti bersyukur, dan orang yang bersyukur pasti bersabar. Karena orang yang bersyukur selalu ditimpa oleh ujian dan cobaan, dan ia tidak pernah merasa gelisah dengan cobaan itu. Bersyukur berarti mengagungkan Sang Pemberi nikmat ( Allah ), dengan tidak melakukan kemaksiatan kepadanya, sedangkan kegelisahan dalam menerima cobaan adalah sebuah kemaksiatan. Demikian halnya dengan orang orang yang bersabar, maka ia tidak akan putus dari segala nikmat.
Pada dasaranya, kepayahan dan kesulitan, seperti yang saya jelaskan di awal, adalah sebuah kenikmatan tersendiri. Hal ini sesuai dengan definisi pertama. Orang yang bersabar dalam menerima segala kepayahan dan kesulitan, berarti ia bersyukur kepada Allah SWT, sebab ia telah menahan dirinya dari kegelisahan, sebagai wujud pengagungan dan penghormatan kepada Allah SWT. yang demikian ini, juga disebut bersyukur secara benar, karena ia menahan diri dari kemaksiatan. Orang yang bersyukur akan menghalangi dirinya dari kekufuran. Mereka bersabar untuk tidak melakukan kemaksiatan, dan mendorong dirinya untuk berterimakasih kepada sang Pencipta. Mereka juga bersabar untuk sungguh sungguh dalam mengerjakan ketaatan, sehingga ia disebut sebagai orang yang bersabar secara benar.
Orang yang bersabar berarti telah mengagungkan nama Allah SWT. Pengagungan nama Allah itu diharapkan bisa mencegahnya dari kegelisahan terhadap musibah nyang sedang menimpanya dan mendorongnya untuk bersabar. Dengan demikian ia telah berterimakasih kepada Allah SWT, sehingga pada akhirnya ia disebut sebagai orang yang bersyukur secara benar. Karena menahan diri dari kekufuran dan tidak berniat melakukannya, merupakan pekerjaan yang membuat orang bersyukur menjadi bersabar, juga merupakan pertolongan dan bantuan yang diberikan kepada orang yang bersabar sehingga ia bersyukur.
Jadi bersabar dan bersyukur merupakan dua pekerjaan yang tidak dapat dipisah-pisahkan lagi. Hal ini karena faktor yang mendorong kedua pekerjaan ini adalah adanya kontinuitas dalam pelaksanaan keduanya.
Hanya kepada Allahlah tempat memohon taufiq.

Buku sumber : Minhaj Al- Abidin karya Al Ghozali.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MANAGEMEN KEORGANISASIAN OSIS

Kurikulum SMPN 2Anjatan